Rabu, Februari 25, 2009

Dari Qadar Allâh Menuju Qadar Allâh

Ikhwâfillâh....

Coba antum bayangkan, bila seseorang duduk dalam ruangan yang ber-AC atau AG (Angin Gelebug), dan tidak ada udara kotor yang masuk ke sana dan tidak ada kaki sakit yang terinfeksi masuk ke dalamnya, sering menyantap makanan yang higienis dari dokter, menggunakan pakaian yang bersih atau steril, suka meminum obat untuk mencegah penyakit dan memperbaharui berbagai sel dalam tubuh, apakah akan menjamin antum dapat terjaga dari penyakit ?

Jawabannya, tidak akan !

Bagaimanapun juga seseorang tidak akan bisa lari dari qadar Allâh SWT. Walaupun telah melakukan berbagai cara untuk penjagaan. Jika begitu, kenapa dokter spesialis jantung meninggal dunia dengan penyakit jantung yang dideritannya, padalah dia bisa mengobatinya; kenapa seorang perenang bisa tenggelam, padahal ia jago berenang; justru disinilah peran qadar Allâh. Sebagaimana firman Allâh tabârak wa ta’âlâ :

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tiada pula) yang menimpa diri kalian, melainkan semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakan bumi dan diri kalian itu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allâh.” (QS. Al-Hadîd (57) : 22)

Artinya, bahwa setiap perkaya yang menimpa kita saat ini sudah menjadi sunnatullâh (ketetapan Allâh) yang di catata dalam kitab al-Lauh Mahfûdz.

Bila kita sudah yakin bahwa segala bentuk penjagaan tidak mungkin lagi menyelamatankan kita dari qadar Allâh, lantas kenapa kita berikhtiyar untuk melakukan pengobatan preventif ? jawabannya adalah bahwa Allâh SWT telah menganugrahkan kepada kita an-ni’matul hayah (nikmat hidup), dan diperintahkan supaya menjaganya, bukan menghilangkannya. Bahkan Dia telah memerintahkan dan menekankan supaya kita tidak menjerumuskan diri kita sendiri pada kerusakan atau kebinasaan.

Allâh SWT berfirman :

”...dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan....” (QS. Al-Bâqarah (2) : 195)

Islâm telah memandang setiap insan yang sengaja menjatuhkan dirinya pada kebinasaan sebagai orang kâfir dan telah keluar dari agama Islâm. Mereka akan mendapatkan siksaan fî nâri jahannam (di neraka jahannam).

Rasulullâh SAW bersabda :

”Barangsiapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung, lalu mati, maka orang tersebut akan berada di neraka Jahannam dalam keadaan terus-menerus jatuh untuk selama-lamanya. Barangsiapa yang menenggak racun, lalu mati,maka racun tersebut akan terus-menerus ia minum di neraka Jahannam untuk selama-lamanya. Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi tersebut akan tetap berada dalam genggamannya dan terus-menerus menusuki dirinya di neraka Jahannam untuk selama-lamanya.” (HR. Bukhâri dan Muslîm)

Islâm juga memerintahkan kita untuk menjaga kehidupan orang lain seperti menjaga diri kita sendiri. Karena itu, orang yang memiliki penyakit kusta diperintahkan untuk menjauhi orang lain, sebab akan menular kepada yang lain.

Ikhwâfillâh....

Kaitannya antara penyakit dan kesembuhan itu termasuk dari qadar Allâh, sebagaiman hal ini sesuai dengan sabda Rasulullâh :

”Saya pernah bertanya kepada Rasulullâh SAW: ’Bagaimana pendapat engkau tentang ruqyah (jampi) yang kita gunakan untuk meruqyah (menjampi) penyakit, obat yang kita gunakan untuk mengobati penyakit atau bentuk kehati-hatian yang kita gunakan untuk menjaga diri dari penyakit, apakah semua itu dapat menangkal qadar Allâh ?’ Rasulullâh menjawab : ’Semua itu justur bagian dari qadar Allâh. ’”

Apa maksudnya ?

Maksudnya, setiap manusia diwajibkan untuk mengambil perantara. Akan tetapi, ia disyaratkan harus tetap berkeyakinan bahwa wasilah tersebut tidak berpengaruh apa-apa, kecuali atas izin dan kehendak Allâh SWT.

Jadi, kita harus mengetahui dua perkara yang disyarî’atkan Islâm yaitu :
1. Menjaga kondisi tubuh dari berbagai penyakit dengan kemampuan yang kita miliki;
2. meyakin bahwa qadar Allâh-lah yang mampu mejaga dan menyembuhkan penyakit.
Dengan demikian, seseorang harus merasa ikhlas dan ridha dengan kondisi anggota tubunya saat tertimpa suatu penyakit baik ringan maupun berat. Karna akan mendatangkan kesembuhan yang datang dari sisi Allâh SWT.

Wallâhu a’lam bi sh-shawâb.
Ooo)) X ((ooO

0 komentar:

Posting Komentar

Berbagi ilmu dengan yang lain akan lebih bermanfaat.