Tampilkan postingan dengan label Tahukah Anda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tahukah Anda. Tampilkan semua postingan

Jumat, Maret 13, 2009

Demam Berdarah Menyerang Lagi...!!!!

DEMAM BERDARAH YANG TAK KUNJUNG REDA (1)

PENYAKIT dengue disebabkan oleh salah satu dari empat virus (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4). Virus ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini merupakan penular atau vektor utama virus dengue di Indonesia dan sekitarnya. Adapun wabah demam berdarah dengue (DBD), tahun 2001, di Hawaii, ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus.

Lebih dari 100 juta kasus DB muncul setiap tahun. Demam berdarah-dalam bahasa Inggris disebut dengue hemorrhagic fever/DHF-adalah kondisi penyakit dengue parah. DBD dapat berdampak fatal bila tidak terdeteksi dini dan dirawat dengan baik. Penanganan medis yang baik bisa menekan tingkat mortalitas akibat DBD lebih dari satu persen.

Penyakit dengue ditunjukkan oleh gejala demam tinggi, sakit kepala hebat, nyeri punggung dan persendian, rasa sakit pada mata, mual, dan nausea.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention AS, di kawasan Amerika semua serotipe virus dengue ditemukan. DEN-3 ditemukan lagi di Amerika Tengah tahun 1994 dan sekarang ditemukan di beberapa wilayah di benua Amerika. Padahal, serotipe itu telah dinyatakan hilang dari benua itu hampir 20 tahun lalu. Diduga populasi dengan tingkat imunitas yang rendah membuat virus menyebar pesat.

Serotipe ini pertama kali terdeteksi di Nikaragua dengan munculnya epidemi DBD. Hampir bersamaan DEN-3 juga ditemukan di Panama dan Costa Rica pada tahun 1995.

***

EPIDEMI demam berdarah pertama kali dilaporkan terjadi tahun 1779-1780 di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Wabah yang terjadi hampir bersamaan di tiga benua itu mengindikasikan, virus itu dan nyamuk sebagai vektornya menyebar ke seluruh dunia lewat kapal yang berlayar lebih dari 200 tahun lalu.

Pandemik global dengue dimulai di Asia Tenggara setelah Perang Dunia II dan menyebar intensif dalam 15 tahun terakhir. Di Asia Tenggara, epidemi demam berdarah pertama kali muncul tahun 1950-an, tetapi menjelang tahun 1975 menjadi kasus penyakit utama yang menyebabkan kematian pada anak-anak di kawasan itu.

Tahun 1980-an, DBD mulai meluas di Asia dengan Sri Lanka, India, dan Kepulauan Maladewa sebagai daerah epidemi DBD terbesar. Epidemi yang terjadi di Cina disebabkan oleh empat serotipe. Di antaranya DEN-2, yang menyebabkan epidemi DBD yang terbesar.

Penyebaran penyakit progresif ke negara Asia lain terjadi dalam 15 tahun terakhir. Tahun 1981 strain baru DEN-2 dari Asia Tenggara dilaporkan CDC menyebabkan epidemi DBD pertama di Kuba. Strain ini menyebar cepat ke seluruh kawasan dan menyebabkan wabah di Venezuela, Kolombia, Brasil, Guinea, Suriname, dan Puerto Rico. Menjelang tahun 1997, 18 negara di Amerika dilaporkan menghadapi kasus tersebut.

Strain DEN-3 yang ditemukan di Panama dan Nikaragua, diketahui berasal dari Asia. Virus ini sebelumnya pada masa paling awal ditemukan di Amerika. Serotipenya juga diketahui menyebabkan epidemi DBD di Sri Lanka dan India tahun 1980-an. Sayangnya, meskipun sudah hampir tiga abad virus ini diketahui, penanggulangannya belum bisa tuntas. Maka korban-korban pun masih terus berjatuhan.

KEMARAHAN alam tampaknya belum selesai kepada bangsa ini. Belum reda getaran gempa di Nabire, muncul gempa serupa di Padang Panjang. Belum surut air yang merendam Pontianak dan sekitarnya, banjir sudah melanda berbagai daerah di Pulau Jawa. Kini, saat bencana alam masih berlanjut, muncul kejadian luar biasa nasional demam berdarah.

Demam berdarah pun bisa dikategorikan dampak alam yang murka. Sebagai penyakit berbasis lingkungan, perubahan cuaca turut menjadi pemicunya. Perubahan cuaca ekstrem-antara lain karena pemanasan global akibat gas-gas polutan- membuat kepadatan nyamuk meningkat. Ketidakpedulian pada lingkungan makin memicu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus (pembawa virus demam berdarah) berkembang biak di air jernih, sejuk, dan gelap.

Pola cuaca di Asia Tenggara sendiri sangat terkait dengan insiden munculnya penyakit ini. Tingkat penyebaran virus yang tinggi terjadi pada peralihan musim: dengan curah hujan tinggi dan suhu udara yang tinggi pula.

Kondisi makin berat karena virus demam berdarah-sebagaimana virus pada umumnya-amat mudah bermutasi. Menurut Syafruddin PhD, ahli mikrobiologi di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, mutasi virus merupakan salah satu upaya bertahan hidup terhadap berbagai kondisi yang mengancam kelangsungannya. Lahirlah tipe virus baru.

"Ada dua model perubahan genetik virus, yaitu terjadi spontan karena pengaruh lingkungan ekstrem di sekitarnya dan secara evolutif atau perlahan-lahan karena perubahan atau tekanan terhadap habitat virus maupun vektornya," papar Syafruddin.

Evolusi virus dengue diperkirakan terjadi selama 200 tahun terakhir, termasuk yang dipicu oleh induksi obat atau zat kimia. Kondisi ini tidak hanya merepotkan, tetapi membahayakan jiwa karena varian-varian virus dengue menunjukkan gejala berbeda-beda apabila menjangkiti manusia.

Kondisi itu pula yang membuat Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Umar Fahmi Achmadi menduga munculnya serotipe virus baru demam berdarah di lapangan. Maklumlah, pada sebagian pasien tidak muncul manifestasi klinis demam berdarah.

Direktur Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin, Bandung, Cissy Rachiana SP mengatakan, penderita DBD yang dirawat di RS Hasan Sadikin banyak yang tidak menunjukkan gejala khas atau umum seperti ruam merah. Apakah itu pertanda munculnya varian baru dari virus dengue, belum bisa dipastikan. "Itu masih diteliti," katanya.

Masih misteri

Kenyataannya, demam yang disebabkan virus dengue-sehingga disebut demam berdarah dengue (DBD)-memang masih mengandung misteri. Selain gejala awalnya tidak khas, hal lain yang berkaitan dengan virusnya juga masih gelap. Yang kini diketahui, ada empat tipe virus dengue: tipe 1, 2, 3, dan 4.

Diakui dari empat serotipe di atas telah muncul ratusan strain (tipe). Masing-masing strain menimbulkan reaksi antigen dan antibodi yang berbeda-beda. Semua juga menimbulkan dampak kesakitan yang berat berupa perdarahan dan dapat berakibat fatal, tergantung kondisi individual pasien.

Namun, tidak ada manifestasi klinis yang khas pada setiap tipe. Ada yang hanya menimbulkan gejala demam sehingga pasien menganggapnya sebagai flu biasa. Ada yang berdampak perdarahan pada inangnya atau manusia, kemudian dikenal sebagai DBD.

"Infeksi virus yang menimbulkan manifestasi klinis berat di Indonesia adalah tipe 3, sedangkan di Thailand tipe 2," tutur dr Tjahjani Mirawati Sudiro PhD dari Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Sejauh ini penderita yang manifestasi klinisnya berat di RS Hasan Sadikin terkena virus dengue tipe 3. Namun, laboratorium belum dapat mengonfirmasi apakah virus dengue tipe 3 memang menunjukkan gejala tidak khas.

Kepala Suku Dinas Penyehatan Lingkungan Jawa Barat Fatimah Resmiati juga membenarkan adanya tren gejala yang tidak khas tersebut. Sayang, kecurigaan soal varian baru virus dengue belum bisa dikonfirmasikan.

Fatimah menuturkan, setahun lalu seorang dokter mengirimkan sampel darah putrinya yang berumur 17 tahun, yang meninggal karena sakit seperti flu berat, ke laboratorium Center for Disease Control and Prevention (CDC) in Atlanta di Amerika Serikat. Hasil uji laboratorium menyebutkan anak tersebut terserang demam berdarah dengue. Meski virus mudah bermutasi, tidak ada kepastian apakah itu varian baru virus dengue atau bukan.

Menurut Prof Agus S Rahman, Kepala Jurusan Mikrobiologi FKUI, penelitian di FKUI selama tiga tahun terakhir adalah mengembangkan diagnostik dan pemetaan genetik virus tersebut. "Saat ini baru sebagian gen virus dan fungsi dari setiap gen yang sudah terpetakan," ujarnya.
Baca Sampe Akhir Yach ►►►

Sabtu, Februari 28, 2009

Teh Hitam Peredam Penyakit Jantung, Kanker & Diabetes

Penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, darah tinggi serta kanker hati sekarang masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Belakangan, penyakit tersebut tak hanya menyerang orang lanjut usia karena faktor degeneratif tapi usia produktif yaitu 25-45 tahun.

Salah satu penyebab dari munculnya penyakit tersebut adalah adanya akumulasi radikal bebas atau oksidan. Radikal bebas dapat menghancurkan sistem jaringan dan integritas DNA dalam tubuh kita. Kondisi ini menstimulus percepatan proses penuaan, penghancuran lever dan menyebabkan penyakit papan atas lainnya seperti penyakit jantung dan kanker.

Setelah kemajuan industri, dan makin tingginya peluang terkena penyakit tersebut, orang-orang beralih ke pengobatan pencegahan, berupa minuman dari bahan natural. Salah satunya adalah mengkonsumsi minuman yang mengandung zat alami yang dapat mengurangi radikal bebas seperti teh hitam atau black tea.


Khasiat teh hitam diungkap Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ali Khomsan MS dan Ahli Spesialis jantung dr. Mohammad Taufik Spj.

''Memang benar teh hitam atau black tea mempunyai manfaat seperti menurunkan risiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah,'' papar Prof Dr Ali Khomsan MS.

Dia menjelaskan, dari berbagai referensi diketahui black tea yang selama ini dikonsumsi masyarakat, cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh. Utamanya adalah antioksidan serta Theaflavin cukup tinggi. Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi risiko-risiko penyakit seperti kanker dan mencegah jantung koroner.

''Teh hitam atau black tea dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi,'' katanya.

Hal senada diungkapkan dr H.Mohammad Taufik Sp.J. Dia membenarkan black tea bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan stroke.

Sayangnya, menurut Taufik, manfaat yang terkandung dalam meminum teh hitam belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat black tea bagi kesehatan.

Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow dengan tema ''Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Risiko Penyakit Jantung Koroner'' yang diadakan di Aula RSJHK Jakarta.

Menurut hasil penelitian tersebut, Katekin sebagai zat yang disebut dapat melawan penyakit degeneratif ternyata berupa senyawa Theaflavin. Senyawa ini merupakan antioksidan, antikanker, antimutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya. Senyawa Theaflavin dalam teh hitam jumlahnya cukup signifikan.

Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, anti oksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis. Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial.

Kemampuan Theaflavin sebagai penangkap radikal bebas sudah tidak dapat dipungkiri lagi kesahihannya. Aktivitasnya sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi LDL (Low Density Lippoprotein) ternyata menunjukkan hal yang menakjubkan.

Dalam seduhan teh hitam, Theaflavin memberikan warna merah kekuningan, sementara itu Thearubigin dan Theanapthoquinone masing-masing memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat. Untuk hal rasa, bersama-sama Kafein, Theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar.

Penelitian di Belanda menyimpulkan bahwa kebiasaan minum teh hitam atau black tea dapat mencegah penimbunan kolesterol pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita. Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 %, dan jika minum empat cangkir dapat mencapai 69 %.

Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 % pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.

Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktifitas insulin. Penelitian yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat yang telah dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam meningkatkan aktifitas insulin melebihi dari teh hijau maupun teh Oolong.

Menurut Mohammad Taufik, biasanya, para ahli kesehatan akan mempublikasikan hasil penelitiannya, setelah beberapa kali melakukan penelitian. Bila hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang sama, baru penelitian tersebut dipublikasikan. Namun bila baru satu kali penelitian, hasilnya belum akan dipublikasikan.

Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hitam (fermentasi atau oksimatis, kependekan dari Oksidasi ensimatis), teh Oolong dan teh hijau. Konsekuensi logis dari perbedaan proses tersebut, menyebabkan lahirnya perbedaan produk teh baik secara fisik maupun kimia.

Secara kimia, perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan kandungan komposisi senyawa Polyfenol. Pada proses pengolahan teh hitam, dan teh Oolong, sebagian Katekin berubah menjadi Theaflavin, Thearubigin, dan Theanaphtoquinone. Meski tidak sepopuler nenek moyangnya (Katekin), Theaflavin sudah banyak dipelajari oleh sejumlah peneliti.

http://republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/6357
Baca Sampe Akhir Yach ►►►

Pengaruh Internet dalam Ilmu Kedokteran

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat saat ini membawa perubahan yang besar di masyarakat. Sistem komunikasi dan pertukaran informasi global melaui internet bisa dilakukan kapan saja dan tanpa terhalang jauhnya tempat.1 Tidak kurang dari 1,4 milyar orang sudah menggunakan internet sampai akhir maret 2008.2 Besarnya pengguna internet dan pesatnya perkembangan internet telah mewujudkan timbulnya budaya internet. Dunia kedokteran juga tidak bisa menghindari pengaruh perkembangan ini. Dalam bidang kedokteran, pesatnya perkembangan internet sangat berperan sebagai sarana pertukaran informasi dan komunikasi tanpa batas, forum diskusi ilmiah kedokteran dan juga lahirnya disiplin ilmu informatika kedokteran.

Dengan internet, penyebaran dan pertukaran informasi kedokteran semakin meluas ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, pasien kini tidak hanya bergantung pada informasi yang diberikan oleh dokter tetapi juga informasi tentang penyakit dan penatalaksanaanya yang tersedia secara lengkap dan bebas di internet. Bagi kalangan medis, internet menyimpan ratusan juta data/informasi kedokteran yang bisa dijadikan sebagai bahan rujukan/referensi, baik berupa artikel-artikel kedokteran, buku-buku teks kedokteran elektronik, jurnal-jurnal ilmiah kedokteran dan aplikasi multimedia kedokteran baik yang sering digunakan maupun yang belum banyak diketahui oleh kalangan medis. Suatu kemudahan yang ditawarkan di internet bagi kalangan medis untuk terus memperbaharui ilmunya setiap saat seperti yang diamanatkan oleh undang-undang pratik kedokteran.

Berkomunikasi tanpa batas ruang dan waktu bukan lagi suatu hal yang mustahil dengan canggihnya perkembangan internet. Pasien kini dapat berkonsultasi dengan seorang dokter secara online di internet setiap saat. Sebaliknya, dokter juga dapat memantau kemajuan terapi dari pasiennya. Selain itu, para kalangan medis di seluruh penjuru dunia dapat memecahkan suatu permasalahan medis secara bersama-sama dari tempat yang berbeda, melalui video konferens.

Banyaknya pengguna internet dari kalangan medis telah memunculkan banyak forum-forum diskusi ilmiah di internet. Diskusi tersebut tidak hanya melalui berbagai discussion board yang ada di internet tetapi juga melalui banyak maling list atau newsgroup. Setiap waktu diskusi ini terus berlangung dan berkembang sesuai topik-topik yang diminati. Selain itu, diskusi-diskusi atau sekedar tukar informasi dapat juga terjadi secara langsung dengan fasilitas chatting atau internet messaging.

Begitu eratnya kaitan pemanfaatan komputer dan teknologi informasi di bidang kedokteran telah memunculkan disiplin ilmu baru yaitu informatika kedokteran atau informatika kesehatan. Disiplin ilmu ini mencakup bioinformatika, informatika pencitraan, informatika klinis serta informatika kesehatan masyarakat. Riset dan aplikasi bioinformatika memfasilitasi upaya-upaya rekayasa genetik, penemuan vaksin, hingga ke riset besar tentang human genome project. Informatika pencitraan mengkaji aspek pengolahan data dan informasi digital pada level jaringan dan organ. Informatika klinis, yang menerapkan pada level individu (pasien), mengkaji mengenai berbagai inovasi teknologi informasi untuk mendukung pelayanan pasien, komunikasi dokter pasien, serta mempermudah dokter dalam mengumpulkan hingga mengolah data individu. Informatika kesehatan masyarakat yang berfokus kepada populasi untuk mendukung pelayanan, pendidikan dan pembelajaran kesehatan masyarakat.

Sebagai kesimpulan, pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk kedokteran. Internet telah menjadi sumber informasi terbesar, terlengkap, dan terbaru dalam bidang kedokteran. Selain itu, kalangan medis di seluruh dunia kini sudah dapat saling berkomuniasi tanpa batas di internet. Internet juga berperan sebagai forum-forum diskusi ilmiah para kalangan medis. Dan munculnya displin ilmu informatika kedokteran sangat erat dengan teknologi informasi modern. Bukan tidak mungkin akan menjadi suatu kelaziman bagi seorang dokter bedah untuk melakukan operasi di depan komputernya sedang pasiennya berada jauh di belahan dunia yang lain.
Baca Sampe Akhir Yach ►►►

Kamis, Februari 26, 2009

Bagaimana Vaksin Bekerja?

Ikhwâfillâh...

Bakteri, virus dan kuman-kuman lainnya mengancam tubuh setiap harinya. Namun ketika suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme menyerang tubuh, sistem imun atau sistem kekebalan tubuh akan meningkatkan sistem pertahanannya dengan memproduksi sejenis protein yang disebut dengan “antibodi” untuk melawan ‘serangan-serangan asing’. Fungsi dari sistem kekebalan tubuh adalah untuk mencegah berbagai penyakit dengan membinasakan ‘serangan-serangan’ asing ataupun mengupayakan sebuah keamanan dalam tubuh.

Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh. Untuk memahami cara kerja vaksin, anda perlu sedikit mengetahui perihal bagaimana tubuh dapat mencapai imunitas.

Memahami Imunitas / Kekebalan Tubuh

Tubuh dapat menjadi kebal terhadap bakteri, virus maupun kuman lainnya dengan dua cara:

☼ Dengan mengalami suatu penyakit (imunitas/kekebalan alami)
☼ Melalui vaksin (kekebalan akibat vaksin / vaccine-induced immunity)

Apapun bentuk kekebalannya, baik kekebalan alami ataupun kekebalan dari vaksin, ketika tubuh memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit yang disebabkan oleh organisme, maka tubuh anda telah terlindungi terhadap penyakit tersebut dengan lebih baik.

Imunitas / Kekebalan Alami

Kekebalan alami terbentuk setelah tubuh terpapar oleh organisme tertentu. Sistem kekebalan tubuh menggerakkan suatu pertahanan yang kompleks untuk mencegah tubuh terjangkit oleh penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri tersebut.

Terpaparnya tubuh terhadap suatu ‘serangan asing’ merangsang produksi sel darah putih tertentu dalam tubuh yang disebut dengan B cells. B cells ini memproduksi sel-sel plasma, yang bertugas memproduksi antibodi khusus untuk melawan ‘penyerang asing’ ini. Antibodi ini beredar dalam cairan tubuh. Jika suatu saat si ‘penyerang asing’ masuk kembali ke dalam tubuh, antibodi akan segera mengenalinya dan langsung menghancurkannya. Ketika tubuh telah memproduksi suatu antibodi tertentu, maka tubuh dapat memproduksi antibodi ini dalam jumlah lebih jika diperlukan.

Selain tugas dari B cells, suatu sel darah putih yang disebut makrofag pun menghadapi dan menghancurkan ‘penyerang asing’. Jika tubuh menghadapi suatu kuman yang belum pernah ditemui sebelumnya, informasi mengenai kuman ini diteruskan kepada sel darah putih yang disebut dengan T cells. Sel ini membantu memproduksi sel-sel penyerang infeksi lainnya.

Sekali tubuh pernah menghadapi suatu virus atau bakteri tertentu, dan ketika suatu saat tubuh menghadapinya kembali, antibodi dan memori T cells langsung bekerja. Mereka segera bereaksi terhadap organisme tersebut dan menyerangnya sebelumnya penyakit berkembang lebih lanjut. Sistem kekebalan tubuh dapat mengenali dan menyerang ribuan organisme yang berbeda-beda secara efektif.

Kekebalan Tubuh akibat Vaksin (Vaccine-induced Immunity)

Kekebalan tubuh akibat vaksin dihasilkan setelah tubuh anda menerima suatu vaksin. Vaksin memicu kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang suatu infeksi tanpa menghadapi penyakit yang disebabkan oleh kuman terlebih dahulu. Vaksin terdiri dari kuman yang telah dibunuh ataupun kuman yang telah dilemahkan ataupun derivative of the infectious germ. Ketika diberikan kepada seseorang yang sehat, vaksin memicu reaksi dari sistem kekebalan tubuh. Vaksin membuat tubuh berfikir bahwa pada saat ini dirinya tengah diserang oleh organisme tertentu, dan sistem kekebalan tubuh segera bekerja untuk menghancurkan si ‘penyerang’ dan mencegah agar tidak terserang infeksi tersebut di kemudian hari.

Jika tubuh terpapar oleh suatu jenis penyakit dimana tubuh telah divaksinasi sebelumnya, kuman penyebab penyakit akan dihadang dan dihancurkan oleh antibodi. Kekebalan yang terbentuk melalui vaksinasi serupa dengan kekebalan yang diperoleh akibat dari infeksi alami.

Ketika vaksinasi berlangsung, vaksin yang berasal dari virus, bakteri atau organisme yang telah mati maupun yang sudah dalam bentuk ‘aman’, disuntikkan ke dalam sistem (kiri). Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap suatu organisme (tengah). Kapanpun tubuh terserang oleh kuman ini setelah vaksinasi, antibodi pada sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghentikan infeksi (kanan). Beberapa dosis vaksin mungkin dibutuhkan untuk mencapai suatu reaksi kekebalan sepenuhnya. Sebagian orang gagal mencapai kekebalan penuh pada dosis yang pertama namun bereaksi pada dosis berikutnya. Sebagai tambahan, kekebalan dari beberapa vaksin seperti tetanus dan pertusis, tidaklah berlangsung seumur hidup. Hal ini disebabkan karena reaksi kekebalan dapat berkurang sejalan dengan waktu, dan anda perlu memperoleh vaksin booster untuk mengembalikan ataupun meningkatkan kekebalan.

Jenis-jenis Vaksin :

Vaksin disiapkan dengan berbagai cara. Meskipun demikian, tujuannya tetap sama yaitu untuk merangsang timbulnya kekebalan tanpa menyebabkan penyakit. Vaksin hidup yang dilemahkan. Beberapa vaksin, seperti vaksin untuk measles(campak), mumps (gondongan) dan chickenpox (varicella), menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan. Vaksin jenis ini mengakibatkan reaksi antibodi yang kuat, dan kadang-kadang hanya membutuhkan satu dosis untuk mendapatkan kekebalan seumur hidup.

Vaksin Inaktifasi. Jenis vaksin lainnya yakni berasal dari bakteri atau virus yang telah dimatikan (di-inaktifasi). Vaksin polio dibuat dengan cara ini. Vaksin jenis ini pada umumnya lebih aman dari vaksin hidup karena organisme penyebab penyakit tersebut tidak dapat bermutasi kembali menjadi penyebab penyakit, seperti statusnya sebelum dimatikan.

Vaksin Toxoid. Beberapa jenis bakteri menyebabkan sebuah penyakit dengan cara memproduksi toksin yang menyerang dalam aliran darah. Vaksin toxoid, seperti vaksin difteri dan tetanus, menggunakan toksin dari bakteri yang telah ‘diamankan’ untuk memberikan kekebalan terhadap toksin. Acellular and Subunit Vaccines. Vaksin jenis ini dibuat dengan hanya menggunakan bagian dari suatu virus atau bakteri. Vaksin hepatitis dan vaksin Haemophilus influenzae type B dibuat dengan cara ini.

Ikhwâfillâh...

Pada saat ini, hampir dua puluh empat vaksin untuk penyakit yang berbeda-beda telah mendapat lisensi untuk digunakan di U.S. Sebanyak 12 dari vaksin-vaksin ini direkomendasikan untuk anak berusia dibawah 2 tahun. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, usaha imunisasi yang meluas dan gigih telah berhasil menurunkan timbulnya beberapa penyakit serius – termasuk difteri, tetanus, campak dan polio – hingga lebih dari 95% sejak permulaan abad ke–20. Meskipun demikian, ternyata masih cukup banyak masyarakat Amerika yang belum diimunisasi. Hal ini berarti bahwa mereka tidak mendapat satu atau lebih imunisasi yang direkomendasi ataupun tidak menerima satu rangkaian imunisasi lengkap sehingga tubuh tidak terlindungi sepenuhnya.

Kekebalan dari Vaksin Vs Kekebalan Alami: Mana yang lebih baik?

Perolehan kekebalan alami mengandung resiko yang patut dipertimbangkan. Beberapa penyakit (yang sebenarnya dapat dilindungi dengan vaksin) dapat menyebabkan kematian ataupun kerusakan permanen/cacat tetap, seperti kelumpuhan akibat penyakit polio, ketulian akibat penyakit meningitis, kerusakan hati akibat penyakit hepatitis B, ataupun kerusakan otak (encephalitis) akibat penyakit campak (measles). Kekebalan dari vaksin memberikan perlindungan yang sama dengan yang diperoleh dari kekebalan alami. Namun di saat yang sama, vaksin jarang menempatkan seseorang dalam resiko yang menyebabkan komplikasi serius akibat suatu infeksi. Sebagian orang percaya bahwa banyak diantara mereka terserang suatu penyakit meskipun telah divaksinasi. Dan mereka berargumentasi bahwa kekebalan dari vaksin tidaklah efektif. Memang benar vaksin tidak 100% bersifat melindungi. Sebagian besar vaksin yang diberikan di masa anak-anak memiliki efektifitas sebesar 85% hingga 95%. Selama terjangkitnya suatu penyakit, beberapa orang yang telah divaksinasi tentu saja akan menerima penyakit tersebut. Namun, seseorang yang telah diimunisasi akan menghadapi lebih sedikit penyakit serius, sementara itu bahaya terbesar tengah dihadapi oleh seseorang yang tidak diimunisasi.

Wallâhu a'lam bi Sh-Shawâb.

Baca Sampe Akhir Yach ►►►

Bahayakah Vaksin ?

Ikhwâfillâh...

Penularan Polio Besar-Besaran Dilaporkan Terjadi di Nigeria. Di Kano, Nigeria Penularan penyakit Polio dalam skala besar, yang menjadi tanda tanya, dilaporkan hari Jum'at, telah menyerang anak2 di Nigeria Utara yg umumnya adalah penduduk Muslim. Mereka akhirnya memboikot kampanye imunisasi dan penguasa lokal menyerukan untuk sesegera mungkin menyetop imunisasi untuk mencegah penyebaran yg lebih luas.Penularan skala besar yang mencurigakan ini terjadi di Negara bagian Kano, salah satu dari beberapa daerah di Nigeria Utara yang diberikan vaksinasi polio yang merupakan vaksin-vaksin yang diberikan Amerika Serikat sebagai sumbangan untuk penduduk muslim, yg ternyata juga membuat anak-anak menjadi steril atau tidak akan mempunyai keturunan!

Pada hari Jum'at, pejabat lokal di Negara bagian Kano, Rogo mengungkap bahwa mereka telah merekam puluhan kasus polio yang mencurigakan dalam minggu-minggu terakhir. Rogo terletak 60 mil sebelah tenggara ibukota negara bagian, yg juga bernama Kano. Setiap 15 kecamatan di Rogo terlihat rata-rata memiliki 2 kasus, Nasril Dalha, Wakil ketua Dewan Kota menyatakan kepada Radio Independen Lokal. Semua kasus memperlihatkan gejala-gejala demam, lemas, kaku di bagian leher, dan rasa sakit di bagian persendian, yang semuanya berhubungan dengan polio, dimana beberapa diantara kasus tersebut telah menyebabkan kelumpuhan.

Dahla menyerukan agar Gubernur Negara Bagian Kano dan Pemerintahannya segera melakukan intervensi. 'Jika ini tidak segera diatasi, saya khawatir akan lebih banyak lagi anak-anak yang terkena dampaknya.' Ia menambahkan. WHO telah mengirimkan sebuah tim ke daerah tersebut untuk mengevaluasi penularan polio yang dilaporkan, demikian seorang pejabat WHO berkata hari Jum'at, membicarakan kondisi yang belum pasti diketahui. 'Kecuali jika dilakukan beberapa pengujian, kita tidak dapat mengatakan bahwa itu polio.' demikian dikatakan pejabat tsb.

Pada September 2004, Shekarau menunda keikut-sertaan program imunisasi global di berbagai lokasi, karena para ilmuwan lokal telah menemukan HORMON DALAM VAKSIN yg dibuat diluar negeri yang dikhawatirkan dapat MENYEBABKAN PARA PEREMPUAN MENJADI MANDUL.

Beberapa pemimpin Islâm lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang muslim dengan menggunakan vaksin. Sementara WHO bersikeras menyatakan bahwa vaksin itu aman, dan menyangkal bahwa program vaksinasi dapat menimbulkan kembali ancaman penyakit kelumpuhan.

Kano kemudian melanjutkan untuk menghindari vaksinasi setelah beberapa negara bagian ikut bersama-sama MEMBUAT KAMPANYE pada bulan Maret.

Apakah Berbagai Vaksin Menyebabkan Penyakit dari pada Menyembuhkan?

Ikhwâfillâh...

(Oleh Alan Cantwell, Jr., M.D.-Berbagai Eksperimen Vaksin Terselubung)

Memanfaatkan ANAK-ANAK MANUSIA SEBAGAI TIKUS PERCOBAAN dalam berbagai eksperimen pemberian vaksin yang berpotensi membahayakan anak tersebut, merupakan mimpi terburuk bagi para orang tua. Namun hal ini telah terjadi pada 1989-1991 ketika 'Kaiser Permanente' di Kalifornia Selatan dan Pusat-Pusat.

Pengendalian Penyakit (CDC) lainnya bersama-sama melakukan eksperimen vaksin campak. Tanpa menyingkap apa yang sebenarnya terjadi kepada para orang tua, vaksin campak 'High Titre' buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb telah diuji coba pada 1.500 anak-anak miskin keturunan orang kulit hitam dan latin, dikota Los Angeles. Vaksin tersebut SANGAT DIREKOMENDASIKAN oleh WHO, vaksin yang juga sebelumnya diuji coba untuk disuntikkan kepada para bayi di Meksiko, Haiti,dan Afrika. Program itu tidak dilanjutkan ketika kemudian didapati BANYAK ANAK-ANAK MENINGGAL DUNIA DALAM JUMLAH BESAR.

Vaksin campak tersebut mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak yg diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan MENINGGAL DUNIA DALAM JUMLAH BESAR dari penyakit-penyakit lainnya, lebih banyak dari anak-anak yg tidak diberi vaksin. Lebih tragis lagi, bayi-bayi perempuan Afrika diberi dosis dua kali dari bayi laki-laki, karenanya bayi-bayi perempuan mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi. WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992. Ironis, vaksin campak E-Z yg diuji Kaiser yg seharusnya meningkatkan sistem kekebalan tubuh malah terjadi sebaliknya, yg justru menimbulkan efek penyakit. Tapi aneh, salah satu Editorial Times, LA 20 Juni 1996, menjamin para pembacanya bahwa 'tidak ada satu pun dari 1.500 bayi cacat sebagai akibat vaksin yg tidak berlisensi' dan menyebut Pusat Pengendali Penyakit (CDC) menjamin bahwa percobaan-percobaan vaksin campak E-Z tidak akan pernah terjadi lagi.

Seseorang mempertanyakan seberapa banyak rahasia dari eksperimen-eksperimen vaksin yg dilakukan para pejabat kesehatan yg ternyata tidak pernah diketahui masyarakat umum. Selama dua tahun eksperimen vaksin campak dilakukan, saya (Alan Cantwell) dipekerjakan oleh Kaiser dan saya tidak pernah tahu apapun mengenai percobaan itu hingga saya membacanya dalam laporan Times 5 tahun kemudian, di tahun 1996.

Di kota-kota seluruh negeri JUMLAH KASUS PENYAKIT ASMA TIBA-TIBA MELEDAK dan para pejabat kesehatan tidak tahu mengapa itu terjadi.. Menurut CDC, 5000 penderita Asma MENINGGAL DUNIA setiap tahunnya, dan diperkirakan 17,3 JUTA ORANG (4,8 juta diantaranya anak-anak) MENDERITA PENYAKIT ITU, meningkat dari 6,7 juta penderita di tahun 1980. Asma biasanya mulai menyerang pada usia dibawah 6 tahun, dan orang hitam biasanya 2 sampai 3 kali lebih banyak cenderung meninggal dunia dibandingkan penduduk berkulit putih. Di wilayah Bronx dan Harlem di New York, tingkat perawatan rumah sakit untuk penyakit asma 21 kali lebih tinggi dari pada daerah-daerah lain yg terserang di New York.

Dapatkah peningkatan penyakit asma secara tajam di kalangan anak-anak hitam berkaitan dengan kerusakan kekebalan tubuh yg disebabkan serangan vaksin-vaksin? Para pejabat tidak pernah mengangkat ke permukaan keterkaitan antara kerusakan kekebalan tubuh akibat vaksin dengan berbagai penyakit seperti asma.

Dengan berbagai eksperimen vaksin yg sering dilakukan di Afrika dan sekarang terhadap orang kulit hitam Amerika, tidak heran jika satu dari empat orang amerika keturunan Afrika percaya bahwa AIDS sengaja dikembangkan sebagai upaya pemerintah amerika serikat untuk pembersihan etnik, khususnya menghabiskan penduduk berkulit hitam. Tapi percobaan-percobaan vaksin di tahun 1990-an tidak hanya terbatas pada orang hitam. JUTAAN PEREMPUAN MEKSIKO, NIKARAGUA, dan FILIPINA TELAH MENJADI KORBAN PENIPUAN yg HARUS MENGIKUTI PROGRAM VAKSIN TETANUS, dimana beberapa diantaranya diisi hormon perempuan yg dapat menyebabkan KEGUGURAN PADA IBU HAMIL DAN KEMANDULAN.

Ikhwâfillâh...

Di tahun 1995 sebuah organisasi hak asazi manusia katolik yang disebut Kehidupan Manusia Internasional (Human Life International) menuduh WHO telah mempromosikan vaksin tetanus buatan Kanada yang ditambahkan hormon kehamilan yang disebut 'human choriogonadotropic hormone (HCG). Kecurigaan semakin meningkat ketika vaksin tetanus ditulis dalam resep yang tidak wajar yakni lima kali lebih banyak dengan suntikan dalam waktu 3 bulan, dan hanya direkomendasikan untuk perempuan diusia produktif.

Ketika sejumlah perempuan diluar normal mengalami perdarahan dan keguguran setelah mendapat suntikan, sebuah hormon tambahan dituding sebagai penyebabnya. Lalu Tiba tiba WHO melakukan percobaan vaksin anti kemandulan selama lebih dari 20 tahun. Perempuan-perempuan yang mendapat suntikan tetanus yang ditambahkan hormon bukan hanya mengembangkan antibody terhadap tetanus, tetapi juga mengembangkan antibody yang membahayakan bagi hormon kehamilan. Tanpa hormon HCG ini pertumbuhan janin akan terganggu. Akibatnya vaksin yang diberi tambahan diberikan sebagai alat kontrasepsi terselubung. Kemudian WHO menyangkal semua tuduhan itu sebagai 'tuduhan tak berdasar yang sama sekali tidak benar', dan SEBAGIAN BESAR MEDIA TIDAK PERNAH MEMBERITAKANNYA SEBAGAI SEBUAH KONTROVERSI. Untuk mengetahui isu ini secara lebih rinci, dapat berkonsultasi dengan situs internet Human Life International (www.hli.org).

Bukti terbaru pengujian vaksin menunjukkan resiko yang serius. Pada oktober 1999 sebuah vaksin untuk melawan infeksi 'rotavirus' (yg menyebabkan mayoritas kasus diare pada anak-anak) ditarik dari pasaran. Satu tahun setelah vaksin Rotashield disuntikkan kepada lebih dari satu juta bayi, ternyata dapat meningkatkan resiko gangguan perut (pencernaan). Hampir 100 kasus gangguan pencernaan dilaporkan ke pemerintah, dan 20 bayi terkena gangguan pencernaan dalam waktu satu atau dua minggu setelah mendapat vaksin.

Penyakit Cacar

Pada tanggal 16 Desember 2002, menteri kesehatan dan pelayanan Masyarakat Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan bahwa ia tidak merencanakan untuk memberi suntikan vaksin cacar, dan ia MEREKOMENDASIKAN kepada anggota kabinet lainnya untuk TIDAK MEMINTA PELAKSANAAN PENYUNTIKAN VAKSIN ITU. 'Sejak vaksinasi secara massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan BERBAGAI GANGGUAN SERIUS PADA OTAK, JANTUNG, SISTEM METABOLISME, DAN GANGGUAN LAIN MULAI MENGISI HALAMAN-HALAMAN JURNAL KESEHATAN.'. Kenyataannya vaksin untuk janin telah digunakan untuk memasukkan encephalomyelitis, dengan indikasi terjadinya pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. (diambil dari pernyataan Viera Scheibner, PhD)

Vaksin Hepatitis B dan Diabetes

Bart Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara signifikan di Selandia Baru mengikuti kampanye vaksin hepatitis B secara massal di kalangan anak-anak, dan tingkat penyakit diabetes ini naik secara tajam di Finlandia setelah 3 vaksin anak-anak diperkenalkan.

Thimerosal

Para anggota kongres menerapkan denda tindakan kriminal untuk institusi pemerintah yang mengetahui tentang bahaya thimerosal dalam vaksin dan tidak melakukan langkah apapun untuk melindungi anak-anak Amerika. Anggota Kongres Dan Burton (R-Indiana) selama dengar pendapat di Kongres berkata: 'Anda bermaksud menggatakan pada saya bahwa sejak 1929 kita telah menggunakan thimerosal, dan satu-satunya pengujian yang anda tahu adalah dari tahun 1929, dan SETIAP ORANG TERKENA MENINGITIS DAN MEREKA SEMUA MENINGGAL DUNIA?' Selama hampir satu jam Burton berulang kali bertanya pada pejabat FDA dan CDC mengenai apa yang mereka ketahui dan kapan mereka mengetahuinya.

Thimerosal berisi tambahan MERCURY yang disebut ethyl mercury. Mercury adalah zat racun logam yang dapat menyebabkan disfungsi (tidak berfungsinya) kekebalan tubuh, saraf-saraf sensorik, motorik dalam berperilaku. FDA menyebutkan bahwa beberapa bayi sangat tergantung pada vaksin yang mereka dapatkan dan kapan vaksin itu diberikan, dapat memacu berkembangnya ethyl mercury diluar standar yang ditetapkan pemerintah federal, seberapa besar toleransi ethyl mercury masuk kedalam tubuh. Gejala-gejala keracunan mercury pada anak balita adalah sama persis dengan gejala pada AUTISME. Hal ini dapat menjelaskan mengapa baru-baru ini TERJADI PENINGKATAN JUMLAH ANAK YANG DIDIAGNOSA MENDERITA AUTISME SEJAK AWAL 1990-an. Semakin banyaknya anak-anak yang didiagnosa menderita autisme tampaknya MEMILIKI KORELASI DENGAN adanya rekomendasi baik untuk mendapatkan VAKSIN HEPATITIS B dan VAKSIN HIB kepada bayi-bayi diawal 1990-an. Autisme adalah tidak berfungsinya sistem syaraf ditandai dengan gangguan saat berbahasa, perkembangan kognitif (pengetahuan), dan perkembangan sosial.

Peraturan yang Mengharuskan Vaksinasi- 23 Mei 2002

Peraturan Darurat untuk yang Berwenang di Bidang Kesehatan baru diperkenalkan di negara bagian kedua, Winconsin, dan hukum itu SUDAH DITERAPKAN DI KENTUCKY. Peraturan ini juga dipertimbangkan untuk diterapkan di 48 Negara bagian lainnya. Menurut hukum di Winconsin, bagi yang menolak gerakan vaksinasi akan dikenakan denda $ 10.000 dan atau 9 bulan kurungan penjara.

Vaksin selain berbahaya buat kesehatan ternyata ia juga Najis dan Haram buat umat Islam. Baca kandungan dan bahaya vaksin di bawah ini:

BAHAYA VAKSIN MENURUT PANDUAN CAP PERSATUAN PENGGUNA PULAU PINANG MALAYSIA

* Ramuan VaksinMenurut Physicians’ Desk Refference 1997
* Alumunium hidroksida
* Alumunium fosfat
* Alumunium sulfat
* Amphotericin B
* Tisu (jaringan) binatang (spt: ginjal monyet, embrio anka ayam, telur ayam)
* Serum anak lembu
* Beta-propiolactone
* Serum janin lembu
* Formaldehid
* Formalin
* Gelatin
* Gliserol
* Sel diploid manusia (tisu janin yang digugurkan)
* Gelatin yang dihrolisis
* MSG
* Noemycin
* Neomycin sulfate
* Penunjuk merah fenol
* Fenoksietanol (anti beku)
* Kalium disfosfat
* Kalium mofosfat
* Polymyxin B
* Polysorbate 20
* Polysorbate 80
* Hydrolysate kasein pankreas babi
* Sisa protein MRC5
* Sorbitol
* Sukrosa
* Thimerosal (mengandung raksa)
* Tri (n) butylphosphate
* Sel-sel VERO (sel ginjal momyet)
* Sel darah merah biri-biri yang dibersihkan

BAHAYA RAMUAN VAKSIN

* ALUMUNIUM (alumunium hidrosida&alumunium fosfat):meracuni darah,mengganggu saraf, keruskan otak, Alzheimer, hilang ingatan sementara,kejang,koma
* AMMONIUM SULFAT:meracuni gastrousus,hati,saraf,dan sistem pernafasan
* AMPHOTERICIN B: efek samping darah beku, ketidaksempurnaan darah,masalah ginjal,demam, dan bisa merusak kulit
* TISU BINATANG : tidak berguna dan meracuni tubuh
* BETA-PROPIOLACTONE : menyebabkan kanker, meracuno gastrousus,hati,pencernaan,kulit
* KASEIN (Protein susu) : dalam tubuh ia dianggap sbg protein asing yang beracun
* SERUM JANIN LEMBU : mengandung virus bovine (yang kelihatan sama spt HIV) (Juornal of The Royal (London) Society of Medicine,Okotober 1988)
* FORMALDEHID : Penyebab kanker, diangap lebih berbahaya dari bahn kimia lain (Environmental Defense Fund, AS)
* FORMALIN : Penyabab kanker,obat mayat.
* GELATIN : Menimbulkan kerusakan pada manusia
* SEL-SEL DIPLOID MANUSIA : Najis, beracun
* MSG : Keruskaan saraf otak, gangguan endokrin, rasa terbakar atau kebas di belakang leher,lengan dan belakang; sakit dada, sakit kepala, denyutan jantung cepat, kesulitan bernafas.
* NEOMYCIN : Menganggu penyerapan Vit B6, bsa menyebabkan epilepsi,anak-anak lemah otak
* FENOL : keracunan sitemik, kelemahan,perpeluhan,sakit kepala, kerusakan ginjal,kejanggagal ginjal, kegagalan kardiak,muntah, gangguan mental bahkan kematian.
* FENOKSIETANOL : Alkohol yg amat beracun, bau badan tidak sedap, kebutaan, asidosis, hipoglisemia, hiperlipidemia,tekanan sistem saraf pusat, kerusakan gastrousus,koma,kematian.
* POLYMYXIN B : Antibioti yang punya efeksamping ringan sampai mengancam nyawa
* POLYSORBATE 20&80:Meracuni kulit,penyebab kanker pada binatang
* SORBITOL : masalah sitem usus
* THIMEROSAL (RAKSA) : Merusak otak dan sistem saraf, autisme, penyakit autoimun
* TRI (N) BUTYLPHOSPHATE : Meracuni ginjal dan saraf
* SEL-SEL VERO : Sel-sel dari ginjal monyet hijau (Vervet) dari Afrika
* ETILENA GLIKOL : Bahan pelarut cat, pencucui kaca

Sumber : http://www.shirleys-wellness-cafe.com/vaccines.htm#ethnic_cleansing
Baca Sampe Akhir Yach ►►►